Ada Telaga Hilang di Dieng Kulon
BATUR,SATELITPOST- Sejak tahun 2008 lalu, Telaga Balekambang yang terletak dikomplek candi
pandawa Desa Diengkulon Kecamatan Batur sudah tidak dapat lagi dijumpai.
Hal
tersebut dikarenakan adanya sedimentasi serta adanya erosi
lahan yang tidak tertangani. Permasalahan tersebut sudah berlangsung
sejak bertahun-tahun, akan tetapi saat ini kondisi permukaan telaga
Balekambang sudah tertutup tanah hingga seperti tanah lapang.
Kades
Diengkulon, Slamet Budiyono mengatakan, Telaga Balekambang selain
sebagai lokasi wisata yang dicari, juga menjadi andalan pertanian warga
Diengkulon terutama pada saat musim kemarau.
Ia mengatakan,
Telaga Balekambang sangat jelas sekali tertera di peta wisata akan
tetapi pada kenyataannya sudah tidak tampak. " Ironis sekali, bahkan
menurut riwayat turun temurun, Candi Pandawa sebenarnya terletak diatas
telaga balekambang atau candi diatas air," katanya.
Alif, ketua
pemuda Desa Diengkulon mengatakan seharusnya pihak pariwisata dapat
meminta Pemkab Banjarnegara untuk memunculkan kembali telaga tersebut.
Dikatakannya, banyak sekali turis yang menanyakan telaga, akan tetapi mereka kecewa karena tidak menemukan lokasi tersebut,
selain itu, akhir-akhir ini banyak titik lokasi wisata yang sudah tidak terawat seperti Gangsiran Aswatama.
"
Selain kehilangan telaga, juga tidak adanya pusat informasi wisata di
Dieng Banjarnegara sehingga para wisatawan justru memegang peta lokasi
sebagai paket wisata Wonosobo,"katanya.
Harus Ada Gedung Pusat Informasi Wisata
Selain
munculnya permasalahan hilangnya telaga sebagai titik wisata serta
sumber air bagi warga sekitar, tidak adanya pusat informasi resmi
tentang pariwisata Dieng juga menjadikan Obyek Wisata Dieng berkesan
menjadi milik kabupaten tetangga.
Slamet (37) salah satu perajin
kayu wayang mengaku sering didatangi orang pariswisata dari kabupaten
lain untuk mengajak bergabung. Dia dijanjikan akan diberikan peralatan
apapun asala mau mencantumkan nama kabupaten lain tersebut di hasil
karyanya.
Selain itu, kata dia, ajakan untuk membuat kerajinan di wilayah kabupaten lain dengan berbagai fasilitas
bahkan termasuk dibeli dengan
harga di atas dia jual juga sempat hampir menggoyahkan dirinya.
"
Saya orang Banjarnegara, dan saya masih sabar berharap agar pemkab dapat
memberikan perhatian yang lebih untuk pariwisata di Dieng, " katanya.
Slamet adalah salah satu pembuat wayang kayu dan batik kayu yang selama ini menjadi cidera mata bagi para wisatawan.
Bahkan,
beberapa warga yang sempat ditemui Satelitpost juga mengajukan usul
apabila kecamatan Batur namanya diganti menjadi Kecamatan Dieng.
"
Dengan nama Kecamatan Dieng, akan lebih menaikkan pamor wisata Dieng
Banjarnegara sehingga nama Dieng menjadi mutlak milik sendiri,"kata
Hartopo (46) warga setempat. (gat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar